Senin, 15 November 2010

Kiayi dan Burung Beo

Bismillah... cerita penuh hikmah ini sebagian dari anda mungkin sudah pernah mendengarnya bahkan menceritakan pada yang lain, tapi tidak salahnya apabila kita merenungkan kembali.
___________________________
Ada seorang kiayi memelihara seekor burung beo, dgn tekun dan telaten, burung itu beliau latih mengucapkan ''LAA ILAAHA ILLALLAH. Dan akhirnya dlm beberapa bulan, burung beo itu sdh pandai melafazkan kalimat tauhid itu.

Suatu hari seekor kucing memangsa burung beo itu, dan... keak... keak... keak... burung itu bersuara parau lalu mati diterkam sikucing.Lanjut...

Alangkah sedihnya hati sang kiayi melihat burung kesayangannya mati, sejak itu pak kiayi sering kelihatan murung dan banyak mengunci dan menutup dirinya didlm kamar pribadinya.

Kontan saja hal itu membuat para santri2nya bersedih pula, lalu diantara para santri itu ada yg berinisiatif untuk membelikan burung beo yg baru untuk pak kiayi agar beliau tdk bermuram durja lg.

Maka maksud santri itupun disowankan terlebih dulu kpd pak kiayi, seorang utusan perwakilan para santri datang menghadap dan mengetuk pintu kamarnya dan berkata: ''pak kiayi... kami turut bersedih dgn kematian burung beo itu. izinkanlah kami membeli burung beo yg baru agar pak kiayi tdk terus menerus bersedih hati..

Tiba2 pintu kamar pak kiayi terbuka,dan beliau keluar sambil memberi isyarat agar santri2nya menuju ruang utama tempat biasa mereka mengaji. beliau sepertinya ingin memberikan penjelasan sebab kemurungan dan sikapnya yg menutup didlm kamar stlh kematian burung beo.

Ketahuilah wahai anak2 ku... beberapa hr ini aku mengurung diri dikamar sebenarnya bukan semata mata sedih karena kematian burung itu, beberapa hr ini aku merenungkan satu hal.

Terus terang, aku tdk bersedih dgn matinya burung beo itu, yg aku sedihkan adalah ISYARAT yg diberikan Allah Swt lewat kematian burung itu.

Coba kalian renungkan dan fikirkan... Burung beo itu sudah sangat fasih mengucapkan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH.
Tetapi saat diterkam oleh kucing,yg keluar dr mulutnya adalah bunyi.... keak... keak... keak. aku takut nasibku ketika meninggal dunia seperti burung beo itu.

Semasa hidup biasa mendzikirkan kalimah thayyibah itu, menda'wahkannya, tetapi ketika meninggal dunia yg terucap dr mulut ini ucapan selain kalimah itu.

Padahal tdk ada jaminan apapun dari Allah Swt kpd orang yg saat matinya tdk mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH.

2 komentar: