Ketika pasukan Muslim melakukan ekspansi ke Spanyol, tidak selamanya kaum Muslimin
dapat meraih kemenangan yang memuaskan. Setidaknya mereka telah terkecoh dan
dibuat malu saat bertempur di wilayah Murcia, Spanyol. Penguasa wilayah yang pernah
berhadapan dengan kaum Muslimin itu, Theodomir, mempertahankan negerinya dengan
sekuat tenaga. Ia merupakan seorang yang cerdas dan berpengalaman. Namun saat
bertempur di tempat terbuka, ia dan pasukannya menderita kekalahan telak. Berikut cerita singkatnya;
Pertempuran awal dimenangkan oleh
kaum Muslimin di bawah pimpinan Abdul Azizi ibn Musa. Theodomir dan pasukannya
lari dan berlindung di balik benteng Orihuela. Kota benteng tersebut terkenal
sangat kokoh, tapi jumlah pasukannya terlalu sedikit untuk mampu bertahan dari
kepungan lawan. Ia pun segera memerintahkan seluruh wanita di kota tersebut
untuk memanggul senjata dan membuat penampilan mereka
seperti laki-laki. Tentara dadakan yang tidak pernah dilatih bertempur itu dibariskan berdiri di atas benteng, siap dengan busur-busur panah mereka.
seperti laki-laki. Tentara dadakan yang tidak pernah dilatih bertempur itu dibariskan berdiri di atas benteng, siap dengan busur-busur panah mereka.
Kaum muslimin terkecoh dengan
tipuan itu. Mereka mengira benteng tersebut memiliki pertahanan yang kuat akan
sulit ditaklukkan. Mereka kemudian menawarkan perdamaian dengan Theodomir. Theodomir
memanfaatkan dengan baik dengan baik ketidaktahuan kaum Muslimin akan situasi
yang sebenarnya. Posisi tawarnya menjadi kuat dan ia pun berhasil mendesakkan
isi perjanjian yang member keuntungan bagi dirinya dan warga Murcia. Lewat
perjanjian tersebut, Theodomir diakui sebagai penguasa atas tujuh buah kota
yang ada di distrik itu dan harus membayarkan pajak (jizyah) setiap tahunnya
kepada kaum Muslimin.
Setelah perjanjian kapitulasi diantara kedua belah pihak disepakati dan
ditandatangani, Theodomir harus mengizinkan kaum Muslimin untuk memasuki
benteng. Ia pun membawa membawa mereka masuk ke dalam benteng Orihuela. Alangkah
malunya kaum Muslimin saat mengetahui bahwa di dalam kita tersebut hanya ada
sedikit tentara pendukung Theodomir. Sebagian besar penduduk kota hanyalah
wanita dan anak-anak. Tetapi apa hendak dikata, perjanjian telah disepakati dan
Islam sangat menekankan para penganutnya untuk memegang teguh perjanjian. Dengan
berat hati, kaum Muslimin tetap menjalankan perjanjian yang telah mereka buat
dengan Theodomir. Theodomir diakui sebagai penguasa penguasa wilayah tersebut
hingga wafatnya. Wilayah yang ia pimpin itu belakangan disebut oleh kaum
Muslimin sebagai Bilad Tudmir atau Negeri Tudmir.
Dicuplik dari buku karangan Alwi Alatas, Sang Penakluk Andalusia (Tariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusayr).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar