Seorang
taman saya yang wanita baru-baru ini membuat keputusan yang saya
anggap cukup berani. keputusan itu diambilnya setelah melalui berbagai
renungan dan pertimbangan jauh juga panjang, mungkin juga rumit. Dia
memutuskan menghapus semua temannya di salah satu situs jejaring sosial
ternama, tapi yang laki-laki saja. Mulanya, hanya teman laki-laki yang
tidak dikenalnya, ternyata pikirannya berubah. Akhirnya semua yang
berjenis kelamin rijalun dihapusnya, termasuk saya.
Sebelum
kejadian itu berlaku, dia sempat meng-sms saya dan meminta maaf atas
apa yang akan dilakukannya. Selaku orang bijak (ekheem) saya tentu
sangat mendukung keputusannya karena itu hak preogratrifnya (maaf kalau
tulisannya salah). di ujung balasan sms, saya sempat bertanya
alasannya melakukan itu, walau pun pada dasarnya saya sudah tahu duduk
persoalannya dia berbuat demikian.
Balasan sms sedikit panjang memakan tiga layar hape saya pun masuk. Setelah membaca
panjang lebar isinya, tentu mulai dari awal kemudian pertengahannya,
akhirnya saya menemukan inti masalahnya di ujung pesan. Dengan memakai
tanda kutip dia menulis
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita."(Muttafaq ‘alaihi). Hhhmmm. Alasan yang logis juga kuat. Mungkin ini salah satu alasan juga kenapa dirinya tidak pernah memasang photo profil di akun jejaring sosialnya juga memakai nama samaran.
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita."(Muttafaq ‘alaihi). Hhhmmm. Alasan yang logis juga kuat. Mungkin ini salah satu alasan juga kenapa dirinya tidak pernah memasang photo profil di akun jejaring sosialnya juga memakai nama samaran.
Pada
awalnya saya sempat mengira dia melakukan itu karena benci, marah atau
alergi terhadap laki-laki, ternyata saya salah! dia melakukan itu
untuk menjaga diri, marwah dan fitrahnya sebagai seorang perempuan yang
masih belum mempunyai teman hidup yang mendampingi sekaligus imam
baginya. Baginya dunia maya bukan ajang cari-cari jodoh, atau
kesenangan semata, tetapi dibalik semua itu tersimpan sesuatu yang
sangat berbahaya dan menakutkan bagi laki-laki dan itu ada dalam
dirinya, diri seorang wanita, yaitu: FITNAH.
Kutipan
hadist di atas sedikit mengejutkan saya, kenapa tidak. jarang-jarang
ada perempuan juga laki-laki yang mampu memahami hadits tersebut,
sampai pada pemahaman menghapus temannya yang berlainan jenis di
jejaring sosial demi menjaga jati dirinya. padahal selama ini begitu
leluasanya kita (mudah-mudahan tidak termasuk pembaca) secara bebas
menulis, mengubah status, mengomentari, meng-up load foto dan sebagainya
tanpa memperhatikan kaidah-akidah yang ada.
Bagi
kaum adam sebenarnya isi Hadits tersebut bisa saja berlaku, saat foto
profil kita terpampang dengan berbagai gaya dan dilihat oleh wanita
yang bukan muhrimnya kemudian terbayang-bayang dimata dan ingatan
sampai terbawa mimpi, disebut-sebut lagi namanya dalam tidur dan
jaganya, itu juga merupakan bagian daripada fitnah, "fitnah laki-laki"
termasuk foto saya (tapi saya tidak banyak gaya).
Namun
dibalik semua kejadian tersebut kita punya alasan dan niat tersendiri
dalam memilih dan berteman dengan manusia baik yang sama jenis ataupun
tidak dimana pun ia berada. selama niat itu tidak membawa kepada
FITNAH.
WALLAHU'ALAM...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar