Senin, 12 Maret 2012

Jejaring Sosial dan Fitnah Wanita

Seorang taman saya yang wanita baru-baru ini membuat keputusan yang saya anggap cukup berani. keputusan itu diambilnya setelah melalui berbagai renungan dan pertimbangan jauh juga panjang, mungkin juga rumit. Dia memutuskan menghapus semua temannya di salah satu situs jejaring sosial ternama, tapi yang laki-laki saja. Mulanya, hanya teman laki-laki yang tidak dikenalnya, ternyata pikirannya berubah. Akhirnya semua yang berjenis kelamin rijalun dihapusnya, termasuk saya.

Sebelum kejadian itu berlaku, dia sempat meng-sms saya dan meminta maaf atas apa yang akan dilakukannya. Selaku orang bijak (ekheem) saya tentu sangat mendukung keputusannya karena itu hak preogratrifnya (maaf kalau tulisannya salah). di ujung balasan sms, saya sempat bertanya alasannya melakukan itu, walau pun pada dasarnya saya sudah tahu duduk persoalannya dia berbuat demikian.

Balasan sms sedikit panjang memakan tiga layar hape saya pun masuk. Setelah membaca panjang lebar isinya, tentu mulai dari awal kemudian pertengahannya, akhirnya saya menemukan inti masalahnya di ujung pesan. Dengan memakai tanda kutip dia menulis
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita."(Muttafaq ‘alaihi). Hhhmmm. Alasan yang logis juga kuat. Mungkin ini salah satu alasan juga kenapa dirinya tidak pernah memasang photo profil di akun jejaring sosialnya juga memakai nama samaran.

Pada awalnya saya sempat mengira dia melakukan itu karena benci, marah atau alergi terhadap laki-laki, ternyata saya salah! dia melakukan itu untuk menjaga diri, marwah dan fitrahnya sebagai seorang perempuan yang masih belum mempunyai teman hidup yang mendampingi sekaligus imam baginya. Baginya dunia maya bukan ajang cari-cari jodoh, atau kesenangan semata, tetapi dibalik semua itu tersimpan sesuatu yang sangat berbahaya dan menakutkan bagi laki-laki dan itu ada dalam dirinya, diri seorang wanita, yaitu: FITNAH. 

Kutipan hadist di atas sedikit mengejutkan saya, kenapa tidak. jarang-jarang ada perempuan juga laki-laki yang mampu memahami hadits tersebut, sampai pada pemahaman menghapus temannya yang berlainan jenis di jejaring sosial demi menjaga jati dirinya. padahal selama ini begitu leluasanya kita (mudah-mudahan tidak termasuk pembaca) secara bebas menulis, mengubah status, mengomentari, meng-up load foto dan sebagainya tanpa memperhatikan kaidah-akidah yang ada.

Bagi kaum adam sebenarnya isi Hadits tersebut bisa saja berlaku, saat foto profil kita terpampang dengan berbagai gaya dan dilihat oleh wanita yang bukan muhrimnya kemudian terbayang-bayang dimata dan ingatan sampai terbawa mimpi, disebut-sebut lagi namanya dalam tidur dan jaganya, itu juga merupakan bagian daripada fitnah, "fitnah laki-laki" termasuk foto saya (tapi saya tidak banyak gaya). 

Namun dibalik semua kejadian tersebut kita punya alasan dan niat tersendiri dalam memilih dan berteman dengan manusia baik yang sama jenis ataupun tidak dimana pun ia berada. selama niat itu tidak membawa kepada FITNAH.

WALLAHU'ALAM...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar